Tingkatkan Produksi dan Kualitas Kerupuk Khas Ngelom, Departemen Kimia FST UNAIR berikan Alat Produksi hingga Pelatihan
Pengabdian masyarakat adalah bentuk kepedulian perguruan tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dengan memberikan kontribusi positif kepada komunitas atau masyarakat di sekitar kampus. Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Airlangga (UNAIR) dalam peningkatan produksi dan kualitas produk pengusaha kerupuk direspon positif oleh masyarakat Desa Ngelom Pesantren, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo pada Minggu (27/8). Kegiatan ini berlangsung secara bertahap selama tahun 2023, mulai dari pengadaan alat, workshop hingga pendampingan berkala.
Ketua pengabdian masyarakat, Qurrota A’yuni, S.Si., M.Si., dari KBK Kimia Anorganik, Departemen Kimia FST UNAIR mengajak para pengusaha kerupuk Desa Ngelom untuk menghasilkan produk yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik. “Kerupuk khas Ngelom telah memiliki ciri khas dari puluhan tahun yang lalu dengan resep turun temurun, itulah mengapa upaya pelestariannya kerupuk khas Ngelom perlu dilakukan” kata Qurrota. “Kegiatan pengabdian masyarakat ini akan mendukung pencapaian SDG’s Decent Work and Economic Growth (Kerja Layak dan Pertubuhan Ekonomi) melalui keyword Pengusaha Kecil dan Ekonomi Pedesaan” imbuhnya.
Kerupuk asal Ngelom Pesantren terdapat berbagai jenis diantaranya kerupuk bawang putih, kerupuk buron alas, rengginang dengan berbagai varian rasa seperti terasi, udang dan ikan, serta yang paling khas adalah kerupuk ikan payus. Pengusaha kerupuk Desa Ngelom terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok yang memproduksi kerupuk dari bahan baku hingga menjadi kerupuk mentah; dan kelompok penggorengan dan pengemasan hingga siap dikonsumsi. Keduanya kerap bermitra sesuai dengan keinginan konsumen.
Pada pengabdian masyarakat kali ini, Departemen Kimia FST Unair membuat rekayasa teknologi hingga pengadaan alat yang menunjang proses produksi kerupuk, seperti dandang tingkat, pemotong kerupuk, peniris minyak dan sealer plastik. Selain itu untuk dapat melestarikan kerupuk yang telah diproduksi sejak puluhan tahun lamanya, maka disusunlah buku menu yang isinya menjelaskan mengenai bahan dan tata cara pembuatan berbagai jenis kerupuk yang ada di Desa Ngelom Pesantren, harapannya resep tersebut tidak sampai hilang dan dapat diteruskan oleh pengusaha kerupuk dan keluarganya.
Pada kegiatan masyarakat ini, para pengusaha juga diberi wawasan terkait sertifikasi halal pada produk makanan beserta prosedurnya. Narasumber dari materi ini adalah Prof. Dr. Pratiwi Pudjiastuti, S.Si., M.Si. yang merupakan dosen dari Departemen Kimia FST UNAIR. “Mulai tahun 2024 semua produk wajib bersetifikasi halal, baik makanan maupun minuman. Hal ini dapat menjadi perhatian para pemangku usaha agar mulai mendaftarkan produknya untuk bersertifikat halal, yang mana prosedurnya sebenarnya cukup mudah, apalagi untuk olahan kerupuk yang berbahan dasar ikan dan hasil laut seperti kerupuk khas Ngelom ini” ungkap Pratiwi.
Dalam pengabdian masyarakat ini juga dilakukan uji kualitas minyak jelantah hasil penggorengan kerupuk, pengujian dilakukan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas, kadar air, bilangan asam hingga bilangan peroksida, yang kemudian disosialisasikan tingkat bahayanya dari setiap parameter tersebut apabila melebihi batas mutu. Selanjutnya juga diadakan pelatihan mengenai pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cair yang dipraktekkan secara langsung dalam pengabdian masyarakat ini. Narasumber dari pelatihan pengolahan minyak jelantah ialah Drs. Tokok Ardiarti, M.Si. yang juga merupakan dosen dari Departemen Kimia FST UNAIR. “Pengolahan minyak jelantah menjadi sabun cair dapat membantu mengurangi limbah dan menghemat sumber daya alam” ungkap Tokok
Di akhir sesi, beberapa perwakilan pengusaha kerupuk diberi kesempatan untuk memberikan kesan dan pesan. Mereka sangat mengapresiasi langkah dan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Departemen Kimia FST UNAIR. Mereka berharap dengan adanya pengabdian masyarakat ini masyarakat Desa Ngelom dapat tetap melestarikan usahanya dan tentunya menambah semangat untuk terus mengembangkan produksi kerupuk khas Ngelom.
Author : Hamzah Hilmy Hermawan
Editor : QRA