Guru Besar Biokimia Presentasikan Penelitiannya Di Jerman
UNAIR NEWS – Universitas Airlangga semakin gencar untuk meningkatkan partisipasinya dalam berbagai forum ilmiah. Itu dibuktikan melalui keterlibatan sejumlah akademisi pada kegiatan konferensi di tingkat lokal dan internasional guna meningkatkan kemampuan serta memberikan wadah bagi akademisi untuk melakukan pengembangan riset.
Kali ini Prof. Dr. Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si., salah seorang dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR berkesempatan untuk menghadiri 4th Green & Sustainable Chemistry Conference di Dresden, Jerman, pada 5-8 Mei lalu. Dalam pertemuan tersebut, dia memaparkan penelitiannya mengenai pengolahan biomassa dari limbah pertanian.
”Presentasi saya berjudul Research Based Learning on Biomass Acting Enzymes to Develop Human Resources for Green Technology Competency in ASEAN Countries,” jelas Prof. Nyoman saat membuka percakapan via surel pada Rabu (8/5/19) kemarin.
Menurut Prof Nyoman, pengolahan biomassa dari limbah pertanian tersebut dapat menghasilkan bahan alami yang lebih bermanfaat. Di antaranya, pupuk organik, pakan ternak, dan pengolahan kertas bekas. Sebelum menjadi bahan alami, pengolahan terhadap biomassa akan melalui proses pendegradasian dengan enzim yang disebut excelzyme.
Excelzyme merupakan enzim konsorsium yang bekerja untuk memaksimalkan limbah pertanian. Itu merupakan hasil riset dari Prof. Nyoman bersama tim Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati UNAIR selama hampir dua dekade. Menariknya, Excelzyme juga telah memperoleh hak paten serta diakui dalam GenBank dan Protein Data Bank (PDB).
”Selain conference, saya juga mengikuti Workshop di hari pertama dengan tema ‘Be an entrepreneur! – A Workshop for Curious Scientists’. Di sini, kami mendiskusikan proses hilirisasi produk riset menjadi produk komersial agar dapat bermanfaat bagi masyarakat,” imbuh alumnus UNAIR yang juga guru besar bidang biokimia itu.
Prof. Nyoman menuturkan bahwa dalam konferensi tersebut, dirinya banyak bertemu dengan orang-orang hebat. Mereka saling berdiskusi dan memberikan masukan satu sama lain. Salah satunya mengenai cara untuk mengubah hasil riset menjadi bisnis yang potensial.
”Mereka memberikan saran untuk tidak mem-publish produk sebelum dipatenkan. Selain itu, kita juga harus bisa meyakinkan stakeholder jika produk kita ini sangat bagus dan memiliki harga yang kompetitif. Harus yakin bisa komersial,” tegas peraih Satyalancana tersebut.
Promosikan Program Internasional UNAIR
TEMU alumni dengan peserta Program Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga (AMERTA) asal Jerman. (Foto: Istimewa)
TEMU alumni dengan peserta Program Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga (AMERTA) asal Jerman. (Foto: Istimewa)
Sebagai Direktur Eksekutif Airlangga Global Engagement (AGE), momentum konferensi di Jerman itu dimanfaatkan betul oleh Prof. Nyoman untuk mempromosikan Academic Mobility Exchange for Undergraduate at Airlangga (AMERTA). Yakni, sebuah program kuliah internasional selama satu semester yang diikuti oleh mahasiswa lokal, juga mahasiswa asing dari Thailand, Myanmar, Brunei, Filipina, Malaysia, dan Kamboja.
”Kebetulan dalam Program AMERTA, terdapat mata kuliah yang saya ampu yaitu Enzymology. Selain berlangsung di ruang kelas, ada kuliah lapangan serta praktik di laboratorium proteomik pada Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati UNAIR,” terangnya.
Selama proses perkuliahan, mereka akan belajar untuk mengeksplorasi mikroorganisme termofilik dari sumber air panas. Kemudian menyeleksinya hingga menghasilkan enzim pendegradasi biomassa yang potensial. Melalui kelas Enzymology, mahasiswa diharapkan mampu mendesain penelitiannya terkait, isolasi, seleksi, karakterisasi, dan produksi enzim-enzim pengolah biomassa sehingga akan ikut menjaga kelestarian alam.
”Saya dan tim juga menyempatkan diri untuk mengadakan temu alumni dengan mahasiswa AMERTA asal Jerman. Kami berharap mereka dapat menjadi duta dalam mempromosikan program internasional UNAIR,” pungkasnya. (*)
Penulis: Nabila Amelia
Editor: Feri Fenoria
Sumber: UNAIR News