Inovasi Lipase Mikroba: Solusi Hijau untuk Limbah Cair Berminyak

Limbah cair berminyak di Indonesia merupakan permasalahan yang serius, yang dapat memengaruhi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi.
Banyak industri yang menghasilkan limbah cair berminyak, seperti industri minyak dan gas, pelayaran dan perkapalan, industri pengolahan makanan, restoran dan perhotelan.
Tumpahan minyak di laut dan minyak jelantah yang dibuang di saluran air juga menambah banyaknya limbah cair berminyak di lingkungan. Limbah berminyak dapat menimbulkan dampak buruk jika tidak dikelola dengan baik, meliputi: pencemaran sungai, danau, laut dan tanah, yang dapat mengganggu ekosistem perairan, menurunkan kesuburan tanah, dan dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Beberapa industri besar sudah memiliki IPAL atau bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengolah limbah cair berminyak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Hal ini telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), di mana limbah cair berminyak dikategorikan sebagai limbah B3, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah.
Namun demikian, keterbatasan fasilitas pengolahan limbah cair, pengawasan yang lemah, kurangnya kepatuhan terhadap regulasi, mahalnya biaya pengelolaan limbah cair, serta kurangnya kesadaran masyarakat, dimungkinkan pelaku usaha dan masyarakat membuang limbah berminyak langsung ke sungai, laut, atau tanah tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pengelolaan limbah cair berminyak di Indonesia, pemerintah dapat melakukan edukasi publik tentang dampak buruk limbah berminyak, peningkatan infrastruktur, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Solusi hijau untuk limbah cair berminyak
Solusi hijau adalah pendekatan, strategi, atau teknologi yang dirancang untuk mengatasi masalah lingkungan dengan cara yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berkontribusi pada pelestarian sumber daya alam.
Enzim lipase mikroba adalah solusi hijau yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi limbah cair berminyak. Teknologi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung efisiensi dalam pengolahan limbah.
Dengan pengembangan lebih lanjut, lipase mikroba dapat menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta memiliki potensi besar untuk diterapkan dalam skala yang lebih luas, baik di industri maupun domestik.
Apa itu lipase mikroba?
Lipase mikroba merupakan enzim lipase dihasilkan oleh mikroorganisme seperti seperti bakteri, jamur, atau ragi (misalnya: Bacillus subtilis, Pseudomonas, dan Aspergillus). Enzim ini mampu memecah berbagai jenis lemak dan minyak dengan baik menjadi senyawa yang lebih mudah terurai, pada berbagai kondisi suhu dan pH, serta stabil terhadap pelarut organik, sehingga cocok untuk aplikasi berbagai industri.
Di samping itu, lipase mikroba mudah diproduksi dalam skala besar melalui fermentasi mikroba, serta dapat disesuaikan untuk kebutuhan spesifik industri melalui modifikasi genetik atau rekayasa protein. Lipase dapat diaplikasikan pada berbagai industri, antara lain: produksi biodiesel, industri pengolahan makanan/minuman, farmasi, detergen, kosmetik dan produk perawatan kulit.
Bagaimana lipase mikroba bekerja dalam mengolah limbah berminyak?
Lipase mikroba bekerja dengan cara memecah molekul lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam lemak dan gliserol, yang dapat digunakan oleh mikroorganisme lain sebagai sumber energi. Proses ini membuat lemak yang awalnya sulit larut dipecah menjadi cairan lebih encer, sehingga dapat mencegah akumulasi lemak di saluran pipa dan tangki pengolahan, dan lebih mudah dikelola oleh sistem pengolahan limbah.
Proses enzimatik dengan lipase merupakan pengelolaan limbah yang ramah lingkungan pada berbagai kondisi, termasuk pH ekstrim, suhu, dan salinitas, sehingga cocok untuk beragam skenario pengolahan limbah.
Lipase bekerja melalui beberapa tahapan. Saat kontak dengan substrat, enzim lipase berikatan pada permukaan molekul lemak atau minyak yang ada dalam limbah cair, kemudian enzim akan memutus ikatan ester dalam molekul minyak/ lemak melalui reaksi hidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Setelah proses reaksi, produk reaksi segera dilepaskan dari situs aktif enzim, sehingga enzim siap mengkatalisis molekul lemak berikutnya. Asam lemak dan gliserol lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme dalam sistem pengolahan biologis.
Aplikasi lipase mikroba
Lipase mikroba dapat digunakan pada berbagai sistem pengolahan limbah cair, meliputi: (1) pada pretreatment (perlakuan awal), lipase digunakan sebelum proses biologis untuk mengurangi kadar lemak dan minyak, (2) dalam bioreaktor enzimatik, limbah cair dialirkan melalui reaktor yang mengandung lipase, (3) atau dikombinasikan dengan bioremediasi, lipase digabungkan dengan mikroorganisme pengurai untuk mengoptimalkan proses pengolahan limbah cair berminyak.
Penggunaan lipase dalam pengolahan limbah cair berminyak dapat diterapkan dalam skala kecil atau besar, pada industri makanan dan minuman, restoran dan perhotelan, industri minyak dan gas, usaha kecil menengah maupun rumah tangga.