Kimia UNAIR Ajak Warga Banyuwangi Selektif Dengan Produk Yang Ada Di Pasaran

Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) bekerja sama dengan Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (UNAIR) menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat (pengmas). Mengangkat topik “Waspadai Konsumsi Produk yang Mengandung Bahan Non Halal”, tim menyelengarakan kegiatan di Aula Kampus Mojo SIKIA Banyuwangi, Jum’at (3/3/2023). 

Dalam sambutannya, Kepala Departemen Kimia Mochamad Zaki Fahmi, S.Si., M.Si., PhD. menyampaikan urgensi masyarakat dalam memahami kehalalan suatu produk untuk saat ini. Perkembangan wisata halal di berbagai negara mendorong pemerintah setempat melakukan kebijakan sertifikasi kehalalan produk. Bukan hanya makanan, tetapi juga terhadap produk yang digunakan setiap aktivitas manusia. 

“Isu Makanan halal tak hanya fokus di Indonesia, namun sekarang merambah juga ke beberapa negara mayoritas muslim dan non-muslim. Terutama dengan wisata halal yang berkembang belakangan ini,” tuturnya.

Sehingga kini aktivitas sertifikasi kehalalan produk sangat berpengaruh terhadap peningkatan kedatangan wisatawan muslim. Terutama pada daerah dengan kawasan wisata unggul. Juga, lebih menjamin kehalalan produk untuk masyarakat di dalam kawasan itu sendiri

Peserta Pengmas Banyuwangi

Cek Kehalalan Setiap Produk 

Pemateri kegiatan Prof. Dr. Pratiwi Pudjiastuti, M.Si. menjelaskan bahwa beberapa keraguan kehalalan produk yang beredar di Indonesia masih ada. Karena, kandungan produk masih masuk kategori sebagai bahan yang samar atau syubhat. Bahkan air mineral sekalipun masih memiliki potensi sebagai produk yang belum halal.

“Pada air mineral ada bahan adsorben, pastikan itu dari charcoal. Bukan dari tulang babi,” ucapnya pada peserta kader PKK Desa Banjarsari, Kecamatan Glagah. 

Selain produk makanan dan minuman, produk perawatan tubuh sehari-hari juga menjadi perhatian. Seperti sabun, pasta gigi, shampo, kuas makanan, hingga produk penunjang kecantikan. Jadi, Prof Pratiwi menghimbau masyarakat lebih menghindari produk yang masih samar. 

“Kewajiban muslim adalah menghindar dari produk syubhat. Seperti yang terdapat pada produk dengan kandungan minyak dan bulu di dalamnya,” imbaunya.

Kegiatan Pengmas Banyuwangi

Minta Masyarakat Pahami Logo Halal Baru 

Tetapi, konsumen tak perlu risau, dosen Departemen KIMIA FST UNAIR tersebut mengatakan terdapat cara paling mudah dalam mengidentifikasi kehalalan produk adalah lewat tercantumnya logo halal. Saat ini masyarakat perlu mengetahui logo baru halal pemerintah. Sebab, beberapa masyarakat masih asing dengan keberadaan logo baru tersebut.

Kini logo halal sudah berubah dari bentuk bundar berwarna hijau yang dikeluarkan MUI menjadi logo berwarna ungu yang membentuk gunungan. Namun, logo lama masih bisa dipakai hingga tahun 2024,” kata Pakar Halal UNAIR tersebut. (OA) 

diunggah ulang dari https://www.rri.co.id/surabaya/iptek/180635/kimia-unair-ajak-warga-banyuwangi-selektif-denganproduk-di-pasaran?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign