Kimia Universitas Airlangga mengadakan pengabdian tentang edukasi pemanfaatan tanaman obat di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Sidoarjo
Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Universitas Airlangga akhir pekan lalu (16/7/22) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Menuju Santri Cerdas Kesehatan Di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Sidoarjo” yang bertempat di halaman di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah, Kelurahan Ngelom, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari dosen, tendik dan mahasiswa baik S1 maupun S2. Pengabdian masyarakat ini merupakan upaya membantu pemerintah dalam mensosialisasikan penggunaan ramuan obat tradisional, khususnya di masa pandemi Covid-19 dan pasca pandemi (endemi). Di samping itu, agar masyarakat pesantren dapat memperoleh informasi dan pendampingan yang jelas terkait jenis, kandungan secara kimia, khasiat, dan pemanfaatan obat tradisional.
Kegiatan tersebut dibagi menjadi tiga sesi yaitu talkshow mengenai tanaman obat dan manfaatnya, praktek pembuatan obat tradisional, dan menanam bibit tanaman obat secara bersama-sama. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional agar masyarakat pesantren dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri dan benar melalui pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional berupa jamu dan Obat Herbal Terstandar (OHT).
Kegiatan dimulai dengan talkshow yang dipandu oleh Prof. Dr. Mulyadi Tanjung, M.Si, atau yang lebih dikenal dengan Pak Ucok. Ia membawakan materi mengenai potensi pemanfaatan tanaman obat sebagai upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan. Acara tersebut berlangsung interaktif dengan antusiasme peserta mengenai pentingnya pemanfaatan tanaman obat. Ia menjelaskan bahwa indikator keberhasilan acara ini dinilai dari antusiasme dan pengaplikasian ilmu oleh peserta agar kesehatan tubuhnya tetap terjaga.
Acara selanjutnya yaitu workshop mengenai Formularium Obat Tradisional Indonesia (FROTI) yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sesi ini dipandu oleh Prof. Dr. Pratiwi Pudjiastuti, M.Si. dan Qurrota A’yuni, M.Si. Praktek langsung dilakukan oleh santri yang mengajukan diri untuk mencoba membuat ramuan obat tradisional. Ramuan yang pertama terdiri dari rebusan jahe merah, jeruk nipis, kayu manis, dan gula merah. Sedangkan ramuan yang kedua terdiri dari rebusan kunyit, lengkuas, jeruk nipis, dan gula merah.
Menanam bibit tanaman obat bersama para santri menjadi kegiatan penutup pada pengabdian kali ini. Tanaman obat yang ditanam terdapat tiga jenis yaitu jenis rimpang/empon-empon, jenis daun dan jenis buah. Bibit tanaman jenis rimpang meliputi jahe, jahe merah, kunyit, kencur dan lengkuas. Bibit tanaman jenis daun meliputi kelor, pegagan, asoka dan seledri, sedangkan bibit tanaman jenis buah berupa jeruk nipis dan lemon. Tanaman obat tersebut selanjutnya diletakkan di halaman pondok pesantren. Ke depannya diharapkan para santri dan santriwati dapat merawat tanaman obat dengan baik sehingga dapat digunakan di kemudian hari sebagai obat tradisional untuk perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.